Senin, 07 Mei 2012


LAPORAN PENYULUHAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HEPATITIS (A, B, C, dll)

A. DEFINISI
Hepatitis adalah infeksi virus pada hati yang berhubungan dengan menifestasi klinik berspektum luas dari infeksi tanpa gejala, melalui hepatitis ikterik sampai nekrosis hati. (Sandra M. Nettina. 2001 : 248)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
B. KALSIFIKASI
v  Hepatitis A
Hepatitis A adalah peradangan hati yang disebabkan oleh suatu  virus RNA dari family enterovirus. Masa inkubasi penyakit ini adalah 30 hari. Penularannya adalah melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh feses pasien. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama sedangkan kekeblan yang panjang diperlukan suntikan beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal termasuk homoseks merupakan resiko tinggi tertular penyakit hepatitis A. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)
            Seringkali infeksi hepatitis A pada anak tidak menimbulkan gejala sedangkan pada orang dewasa menimbulkan gejala mirip flu, rasa lemah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan kurangnya nafsu makan. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)
            Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
v  Hepatitis B
            Hepatitis B adalah peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus hepatitis B. Hepatitis B muncul didalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat. Hepatitis B merupakn penyakit yang bisa berjalan akut dan kronis. Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memiliki kekebalan. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)
            Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
v  Hepatitis C
            Hepatitis C adalah penyakit hati yang menular melaui darah disebabkan oleh suatu virus hepatitis C (VHC). VHC menginfeksi hati menggunakan mesin genetic dalam sel untuk menduplikasi virus hepatitis C yang akan menginfeksi sel-sel lainnya sehingga menyebabkan radang dan kerusakan hati, kanker hati bahkan kematian sampai saat ini tidak adanya vaksin hepatitis C. Infeksi hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, pemakaian pisau cukur atau sikat gigi secara bersama. Penularan VCH terutama parenteral. Umumnya terjadi setelah mendadak kontak darah, seperti transfuse darah atau produk lainnya. Selain itu virus ini juga dapat menular melalui cairan kelamin (saat hubungan seksual) dan ASI dari ibu penginap hepatitis C ke bayinya. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)
            Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
v  Hepatitis D
            Hepatitis D adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis D (VHD) atau virus delta virus ini adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis D. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik, transfuse darah. Gejala hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagi gejala ringan atau amat progesif. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)
            Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
v  Hepatitis E
            Gejala hepatitis E mirip dengan gejala hepatitis A, demam, pegal inu, lelah, kurang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya (self-limited), kecuali terjadi pada kehamilan. Penularannya melalui kontaminasi feses. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)
            Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
v  Hepatitis F
            Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)

v  Hepatitis G
            Gejalanya serupa dengan penyakit hepatits C, sering kali infeksi bersamaan dengan hepatitis B / C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun kronik. Penularannya melalui jarum transfuse darah. (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)

C. ETIOLOGI
1. Virus
Type A
Type B
Type C
Type D
Type E
Metode transmisi
Fekal-oral melalui orang lain
Parenteral seksual, perinatal
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal
Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B
Fekal-oral
Keparah-an
Tak ikterik dan asimto- matik
Parah
Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis
Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut
Sama dengan D
Sumber virus
Darah, feces, saliva
Darah, saliva, semen, sekresi vagina
Terutama melalui darah
Melalui darah
Darah, feces, saliva
2. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
3. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
Sumber : Kang, K. Asuhan Keperawatan Hepatitis. Updated at: 22:35, 25 Maret 2012
Penyebab hepatitis adalah virus hepatitis yang dibagi menjadi:
1. Hepatitis A, disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang merupakan virus RNA dari famili enterovirus yang berdiameter 27 nm.
2. Hepatitis B, disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV)yang merupakan virus DNA yang berkulit ganda yang berukuran 42 nm.
3. Hepatitis C, disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV)yang merupakan virus RNA kecil yang berbungkus lemak yang berdiameter 30 nm sampai 60 nm.
4. Hepatitis D, disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV)yang merupakan virus RNA detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B yang berdiameter 35 nm.
5. Hepatitis E, disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV)yang merupakan virus RNA rantai tunggal dan tidak berselubung dan berdiameter kurang lebih 32 nm samapi 34 nm.
6. Hepatitis F, baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini pakar belum sepakat penyakit hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
7. Hepatitis G, gejala serupa hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan dengan hepatitis B / C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun kronik. Penularannya melalui jarum transfuse darah.
Sumber : UPN. Veteran. Bab II. Pdf

D. MANIFESTASI KLINIS
            Dari semua jenis penyakit/tingkatan penyakit hepatitis dapat diketahui dari gejala awal yang dirasakan penderita hampir sama antaranya rasa lelah, demam, diare, mual, muntah, sakit perut mata kuning, sakit kepala dan hilang nafsu makan. Gejala ini dapat muncul sebagai gejala ringan atau amat progresif. Kadang-kadang ditemukan penderita tanpa gejala.
            Beberapa fase gejala klinis penyakit hepatitis antara lain :
  1. Masa tunas
    1. Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
    2. Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari
    3. Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
  2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
  1. Fase Ikterik 
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
  1. Fase penyembuhan 
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
Sumber : Kang, K. Asuhan Keperawatan Hepatitis. Updated at: 22:35, 25 Maret 2012
                (Agus. Barzam. Listiyanto. 2011-hepatitis. pdf)

Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
Ø  Selera makan hilang
Ø  Rasa tidak enak di perut
Ø  Mual sampai muntah
Ø  Demam tidak tinggi
Ø  Kadang-kadang disertai nyeri sendi
Ø  Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
Ø  Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
Ø  Kulit seluruh tubuh tampak kuning
Pada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis akut akan sembuh dan hanya sebagian kecil (5 – 10%) yang akan menetap/ menahun.
Pada kasus yang menahun :
Ø  Manifestasi bisa tanpa keluhan/ gejala atau dengan keluhan/ gejala ringan
Ø  Diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter, hasil laboratorium menunjukkan peninggian SGPT/ SGOT.
Ø  Air seni berwarna coklat seperti air teh.

E. KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik. (Kang, K. Asuhan Keperawatan Hepatitis. Updated at: 22:35, 25 Maret 2012)
F. PATOFISIOLOGI
Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi membesar dan terjadi peradangan sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman . Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar ( sel-sel hepar ). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik pada patogenesis hepatitis A, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E sangat terbatas . Tanda-tanda investigasi mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan oleh respon imunologi dari klien. Kompleks kekebalan-kerusakan jaringan secara tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut B . Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990). Respon-respon klinik terdiri dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Fase atau tahap penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan aktifitas enzym , perbaikan sel-sel hepar . Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi berkembang , sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah hepatitis virus kalah . Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai tiga bulan. (19 Nov, 2010)
                 Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
                 Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
                 Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
                 Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
















G. WOC

H. PENATALAKSANAAN
  1. Tirah baring
Tirah baring selama fase akut dianjurkan hingga pasien bebas dari ikterus. Aktifitas fisik perlu dibatasi hingga gejal-gejala mereda dan fungsi tes hati kembali normal, untuk itu beri istirahat secara bertahap pada masa penyembuhan.
  1. Diit
Berikan makan dalam porsi kecil namun sering, dengan dianjurkan diit rendah lemak, tinggi karbohidrat, yang ternyata cocok untuk selera pasien yang anoreksia. Bila pasien mual, muntah, tidak nafsu makan, berikan infuse glukosa. Dan jika nafsu makan pasien mulai membaik berikan makanan cukup kalori (30-35) kal/kg (BB). Dan tinggi protein yang dapt mempercepat penyembuhan dan tentunya cukup mengandung vitamin dan mineral.
  1. Obat-obatan
·         Modern
Terapi / obat-obatan diusahakan seminimal mungkin terutama obat-obatan yang bersifat toksin hati, seperti sedatife. Berikan obatan-obatan yang melindungi hati, seperti antibiotic kartikostiroid (tetapi tidak membantu penyembuhan hepatitis akut), antiemetik (bila diperlukan / bila perlu sekali)dan vitamin K pada kasus kecendrungan pendarahan.
·         Obat tradisional
Obat tradisional yang digunakan biasanya berupa tanaman / terapi herbal. Adapun tanaman yang dinilai ada hubungannya dan ada manfaat terhadap gejaladan bahkan penyembuhan hepatitis adalah :
a)      Kunyit
b)      Temulawak
c)      Tapak leman
d)     Daun sendok
e)      Sambiloto
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a)      Data umum
Data umum meliputi
·         Nama                                : Tn. Z
·         No. MR                            : 1012
·         Diagnosa Medis               : Hepatitis
·         Umur                                : 49
·         Pekerjaan                          : PNS
·         Agama                              : Islam
·         Jenis Kelamin                   : Laki-Laki
·         Alamat                             : Perumnas Indarung, Padang
·         Tanggal Masuk RS           : 02 Januari 2012
·         Alasan Masuk RS                        :Badan terasa lelah, mual, muntah, rasa nyeri pada daerah hepar   / hati, disertai suhu tubuh yang turun naik.
·         Cara Masuk RS                :
·         Penanggung jawab           : Istri
b)      Riwayat Kesehatan
·                 Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien belum pernah menderita nyeri hepar seperti ini. Hanya demam , batuk dan flue saja. Rasa nyeri pada epigastrium (maag) sudah diderita px sejak lama & sering minum obat antasida ( promaag ).
·                 Riwayat Kesehatan Sekarang
Suhu tubuh meningkat sejak tanggal 10-9-2001, pada malam hari ± jam 23.00. kemudian pada pagi hari sekitar jam 07.30 suhu tubuh mulai berangsur turun. Kejadian ini terus berulang sampai 1 minggu. Suhu dapat cepat meningkat apabila px banyak beraktifitas. Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah rasa mual dan rasa nyeri menusuk pada daerah ulu hati / epigastrium.
Tanggal 13-9-2001 px nerobat ke PKM Banjarbaru, dapat therapi :
Antasida 3 x 1 tab
Paracetamol 3 x 1 tab
 B 6 3 x 1 tab
 B Complek 3 x 1 tab
Tanggal 15-9-2001 pagi hari saat px bangun tidur, kulit kekuning-kuningan, terutama pada ekstremitas atas, pada sore hari akhirnya menyebar keseluruh tubuh termasuk daerah mata, disertai rasa nyeri menusuk pada daerah hepar, akan bertambah sakkit bila px nerjalan / beraktifitas, dan akan terasa nyaman apabila px beristirahat atau berbaring. Akhirnya pada tanggal 17-9-2001 jam 08.30 px dibawa berobat ke RSU Banjarbaru
·                 Riwayat Kesehatan Keluarga : -
c)      Pemeriksaan Fisik
·                Tanda-Tanda Vital
                                                              i.      Suhu                : 38,5° C.
                                                            ii.      Tekanan darah : 110 / 80 mmhg
                                                          iii.      Respirasi          : 28 x / mt.
                                                          iv.      Nadi                : 88 x / mt TB :
                                                            v.      TB                   : 160 cm
                                                          vi.      BB                   : 65 kg. 



·                Kepala                        
                                                     i.                Rambut           :
Warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian rambut.
• Distribusi rambut merata.
• Tidak terdapat adanya benjolan.
• Bentuk kepala mesosepal.
                                                   ii.                Mata                :
• Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
• Konjungtiva mata tampak ikterik.
• Sklera mata ikterik (+).
• Refleks pupil terhadap cahaya (+).
• Pasien menggunakan alat bantu kacamata minus.
                                                 iii.                Hidung            :
• Bentuk hidung simetris.
• Pernafasan cuping hidung (+).
• Tidak terdapat adanya sekret pada lubang hidung.
• Penciuman baik, dapat membedakan aroma / bau
                                                 iv.                Telinga            :
• Bentuk telinga simetris dextrta dan sinistra.
• Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
• Pendengaran berfungsi baik. Dapat merespon dengan baik pertanyaan   perawat 
                                                   v.                Mulut              :
• Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
• Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
• Warna lidah merah bercak keputihan.
• Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi.


·                Leher
ü  Pulsasi vena jugularis (-).
ü  Pembesaran kelenjar thyroid (-).
ü  Tidak ada pembatasan gerak leher.
·                Dada / Thorak
                                                              i.      I           : Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+). Ikterik (+).
                                                            ii.      P          : Fremitus vokal (+) dextra dan sinistra.
                                                          iii.      A         : BJ 1 dan Bj 2 terdengar, ronchi & whezing (-).
·                Jantung
                                                              i.      I           : Ictus kordis bisa dilihat
                                                            ii.      P          : Ictus kordis bisa di rasakan
                                                          iii.      P          : Irama jantung sinus
                                                          iv.      A         : BJ 1 dan Bj 2 terdengar, ronchi & whezing (-).
·                Perut / Abdomen
                                                                 i.            I                  : Bentuk simetris, ascites (-). Ikterik (+).
                                                               ii.            P                  : Teraba pembesaran hati didaerah lumbal kanan.
                                                             iii.            P                  : Nyeri tekan epigastrium (+).
                                                             iv.            A                 : Bunyi tympani (+), ascites (-). Terjadi penurunan bising    usus. 
·                Genitalia
                                                                 i.            I                  : Jenis kelamin laki-laki.
                                                               ii.            P                  : Menurut pasien tidak ada gangguan / kelainan pada organ   reproduksi.
                                                             iii.            Mempunyai anak 4 orang. 2 E dan 2 F. 

·                Ekstermitas
                                                              i.      I           : Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap,pertumbuhan kuku normal.
                                                            ii.      P          : Akral hangat, ekstremitas atas dapat digerakan, terpasang infus pada tangan    kanan. Ikterik (+).
                                                          iii.      P          : Ekstremitas bawah dapat digerakan, ikterik (+). Tonus otot lemah. Adanya kelemahan umum dalam beraktifitas.
·                Kulit
                                                              i.      I           : Kulit tampak ikterik, lesi (-). Tanda peradangan (-). Gejala cianosis (-).   Terdapat bekas luka ( sikatrik ) pada tangan kanan pasien
                                                            ii.      P          : Turgor kulit baik, cepat kembali < 2 detik. Kelembaban kulit baik. 
·                Sistem Neurologi
ü  Peka terhadap rangsang
ü  Cenderung tidur
ü  Letargi
ü  Asteriksis
d)     Data Pola Kebiasaan Sehari-Hari
·              Nutrisi
ü  Anoreksia
ü  Berat badan menurun
ü  Mual dan muntah
ü  Peningkatan oedema
ü  Asites
                                                   i.            Makan    : Pola makan biasanya 3 x sehari, terdiri dari lauk dan pauk.porsi sekali makan bisa sampai 2 piring. Di RS diet px bubur rendah lemak. Tetapi px hanya mampu menghabiskan ½ bagian saja.
                                                 ii.            Minum   : Minum air putih sampai dengan 1 ½ liter sehari.tidak suka minum kopi. Nutrisi parenteral Ivfd RL 20 tts / mt.
·         Eliminasi
                                                i.                    Miksi   :
ü  Pola BAK 5 – 7 sehari
ü  Urine gelapDi RS : Pola BAK tidak ada keluhan, tetap seperti biasa.
                                              ii.                    Defekasi          :
ü  Di rumah : Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
ü  Diare.
ü  Adanya / berulangnya hemodialisa.
ü  Sejak masuk RS sampai dengan sekarang px belum ada BAB.
ü  Diare feses warna tanah liat.
·         Istirahat dan Tidur
ü  Kelemahan
ü  Kelelahan
ü  Malaise aktifitas sehari-sari dan perawatan diri
e)      Data Psikososial
·         Selama di RS pasien tampak tenang menerima penyakitnya.
·         Pasien tampak koopertif dan terbuka dengan perawat. 

f)       Data Spiritual
·         Pasien beragama Islam : Menurut pasien, Sejak sakitnya mulai parah ia tidak dapat sembahyang seperti biasanya.
·         Pasien tampak tabah dalam menjalani program pengobatan.
g)      Sexualitas.
·         Lamanya menikah 28 tahun
·         Istri pasien 1 orang berusia 48 tahun.
h)      Pemeriksaan Penunjang
·         Labor
                                                        i.            Pemeriksaan pigmen
ü  Urobilirubin direk
ü  Bilirubun serum total
ü  Bilirubin urine
ü  Urobilinogen urine
ü  Urobilinogen feses
                                                      ii.            Pemeriksaan protein
ü  Protein totel serum
ü  Albumin serum
ü  Globulin serum
ü  HbsAG
                                                    iii.            Waktu protombin
ü  Respon waktu protombin terhadap vitamin K



                                                    iv.            Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
ü  AST atau SGOT
ü  ALT atau SGPT
ü  LDH
ü  Amonia serum
·         Diagnostik
ü  Foto rontgen abdomen
ü  Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
ü  Kolestogram dan kalangiogram
ü  Arteriografi pembuluh darah seliaka
·         Pemeriksaan tambahan
ü  Laparoskopi
ü  Biopsi hati

2. ANALISA DATA
            Merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau potensial.
No.
Data
Masalah
Etiologi
1.
DO :
  • Adanya keterbatasan aktivitas
  • Terjadi penurunan kekuatan otot
  • Ketergantungan pasien dalam beraktifitas     dengan istrinya
  • Terpasang infus RL 20 tts/mt                                                                                             
DS:
  • Klien  mengatakan adanya kelemahan         ekstremitas secara umum.
  • Klien mengatakan mengalami keterbatasan dalam beraktifitas

Activity intolerance (Intoleransi aktifitas)
Generalized weakness (Kelemahan umum)
2.
DO :
  • Porsi makan yang diberikan tidak dihabiskan,   hanya mampu menghabiskan ½ porsi dari yang disediakan
  •  Adanya kelemahan umum
  • Penurunan peristaltik (refleks viseral)
  • Penurunan berat badan
  • Tonus otot buruk / penurunan kekuatan otot
  • Menurunnya berat badan
DS :
  • Klien mengatakan nafsu makan menurun
  • Klien mengatakan adanya rasa mual
  •  Klien mengatakan merasa nyeri di daerah epigatrium
  • Klien mengatakan adanya gangguan sensasi pada pengecap
Imbalanced / altered nutritio : less than body requirements (Ganguan perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan)
Inability to absorb nutrients ( Gangguan penyerapan nutrisi)
3.
DO :
  • TTV :
ü  Suhu                : 38,5° C.
ü  Tekanan darah : 110 / 80 mmhg
ü  Respirasi          : 28 x / mt.
ü  Nadi                : 88 x / mt TB :
ü  TB                   : 160 cm
ü  BB                   : 65 kg. 
  • Terpasang infus RL 20 tts/mt                                                                                             
DS :
  • Klien mengatakan kekurangan nafsu makan
  • Klien mengatakan klien diare sejak 2 hari yang lalu


Deficient fluid volume (kekurangan volume cairan)
Active fluid volume lose ( kehilangan cairan aktif)
3. RENCANA KEPERAWATAN
            Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, merunkan atau mengurangi etiologi dan masalah-masalah klien.
No.
Diagnose Keperawatan
NOC
NIC
Aktifitas Keperawatan
1.
Activity intolerance (Intoleransi aktifitas) b / d Generalized weakness (kelemahan umum)
  • Tujuan : klien mampu melakukan peningkatan toleransi aktifitas.
  • Kriteria hasil : Self-care : activities of daily living (ADL)
1.      Grooming
2.      Transfer performance

Activity therapy








Energy management

  • Collaborate whit occupational, physical therapists in planning & monitoring an activity program, as approrite
  • Determine patient’s commitment to increasing frequency range of activity
  • Assist to choose activities consistent whit physical
  • Assist patient to schedule specific periods for diversional activity into daily routine

  • Encourage alternate rest & activity period
  • Assist patient to schedule rest period
  • Plan activities for period when the patient has the most energy
2.














3.
Imbalanced / altered nutrition : less than body requirements (Ganguan perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan) b/ d Inability to absorb nutrients ( Gangguan penyerapan nutrisi)









Deficient fluid volume
(kekurangan volume cairan) b / d Active fluid volume lose ( kehilangan cairan aktif)
  • Tujuan : Menunjukan perilaku perubahan pola hidup untuk mempertahankan / meningkatkan berat badan yang sesuai
  • Kriteria Hasil : Nutrional status
  1. Nutrient intake
  2. Food and fluid intake
  3. Energy
  4. Weight


  • Tujuan :
Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor kulit baik, pengisian kapiler, nadi perifer kuat dan haluaran urien sesuai.
  • Kriteria hasil : Nutritional status : food & fluid intake
1.      Oaral fluid intake
2.      Tube feending intake
3.      Fluid intake
Nutrition management







Weight gain assistance






Fluid management




Fluid / electrolyte management
  • Provide patient whit high-protein, high colorie, nutritious finger food and drinks that can be readily consumed, as appropriate
  • Weigh patient at appropriate intervals
  • Teach patient how to keep a food diary, as needed
  • Determine-in collaboration whit dietitian

  • Weigh patient at specified interval, as appropriate
  • Provide rest period, as needed




  • Weigh daily & monitor trend
  • Count or wigh diapers, as appropriate
  • Maintain accurate intake & output record
  • Give fluid, as appropriate

  • Monitor vital sign, as appropriate
  • Institute fluid restriction, as appropriate
  • Provide prescribed diet appropriate for specific fluid or electrolyte imbalance
  • Consult physician if sign & symtoms of fluid & or electrolyte imbalance persist or worsen



DAFTAR PUSTAKA
Kang, K. Asuhan Keperawatan Hepatitis. Updated at: 22:35, 25 Maret 2012
Agus. Barzam. Listiyanto. Asuhan keperawtan pada klien gangguan sistem pencernaan : HEPATITIS dan SEROSIS HEPATIS.  2011-hepatitis. Pdf
Don, Hillary. 1997. Perawtan penderita dalam keadaan kritis. Jakarta : Binarupa Aksara.
Heri Saputra. Askep hepatitis b. jUM’AT, 02 APRIL 2010.
(Sandra M. Nettina. 2001 : 248). Universitas Pembangunan Nasional, Veteran. pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar